Surat al-Ma'arij [70] ayat 19-25
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi KIKIR, Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dana apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orangyang mengerjakan SHALAT, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam HARTAnya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)"
Secara tegas Allah menyebutkan bahwa keluh kesah dan kikir itu
telah menjadi sifat bawaan manusia sejak ia diciptakan.Allahmelukiskan sifat manusia dengan sangat baik. Bagi saya pribadi,ayat di atas telah menelanjangi sifat kita. Bukankah kalau kita tidak memiliki harta kita sering berkeluh kesah, sebaliknya, kalaumemiliki banyak harta kita cenderung untuk kikir. Lalu bagaimanacaranya agar sifat bawaan (keluh kesah & kikir) kita tersebut tidak menjelma atau dapat kita padamkan.
Allah menyebutkan, paling tidak, dua jalan:
Pertama, mengerjakan sembahyang secara kontinu.
Kedua, menyadari bahwa dalam harta yang kita miliki terkandung bagian tertentu untuk fakir miskin.Dua resep ini insya Allah akan mampu memadamkan sifat keluh kesah dan sifat kikir yang kita miliki.
Sekali lagi, bukalah cermin hati kita. Tahanlah nafas kita untuksejenak. Tidakkah kita rasakan bagaimana Allah menyinggung perilaku buruk kita dalam ayat-ayat-Nya yang suci. Subhanallah....
Surat al-Qalam [68] ayat 17-33
"Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin Mekkah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketikamereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil) nya di pagi hari, dan mereka tidak mengucapkan :
insya Allah,Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhan muketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, lalu mereka panggil memanggil di pagi hari
"Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya."
Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan. "Pada hari ini janganlah ada seorang MISKIN pun masuk ke dalam kebunmu."Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi(orang-orang miskin) padahal mereka mampu (meonolongnya),
Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata:"Sesungguhnya kita benar-benar oarng-orang yang sesat (jalan),bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya)"
Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka:"Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?"
Mereka mengucapkan: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnyakami adalah orang-orang yang zalim."
Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain serayacela mencela Mereka berkata:
"Aduhai celakalah kita;sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas.Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kitadengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita"
Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui"
Sekelompok ayat di atas menceritakan sebuah kisah nyata yang terjadi sebelum masa Rasulullah. Kisah pemilik kebun di atas melukiskan dengan sangat baik betapa harta manusia itu tak ada artinya dibanding kekuasaan Allah. Kebun yang sudah sekian lama diurus dan tinggal sekejap mata saja untuk dipetik hasilnya menjadi musnah terbakar. Apa kesalahan pemilik kebun tersebut sehingga mendapat azab sedemikian rupa?
Pertama, mereka lupa bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu.Ini dilukiskan dalam ayat di atas ketika mereka tidak menyebut
insya Allah; mereka merasa pasti akan meraih hasil yang luar biasa. Mereka lupa bahwa sedetik kedepan kita tak tahu apa yang terjadi dengan hidup kita. Kita tak tahu "skenario" Allah terhadap diri kita.
Kedua, mereka bersifat kikir. Mereka sudah bersiap-siap agar orang miskin tak bisa masuk ke kebun mereka saat panen tiba.Allah murka pada mereka. Allah turunkan azab-Nya pada mereka.
Di akhir ayat Allah mengingatkan bahwa azab yang Allah timpakanpada pemilik kebun hanyalah azab dunia; sedangkan azab akherat jauh lebih besar lagi!
Cermin hati kita mengatakan bahwa agar tidak tertimpa azab Allahdi dunia, manakala kita memiliki kelebihan rezeki maka jangan pelit untuk memberi sebagian pada orang miskin,masjid maupun bersodakhoh kepada mereka yang membutuhkan.
dan ada contoh sedikit lagi:
Suatu ketika seorang kaya tapi kikir ingin bersedekah. Kebetulan di dalam sakunya ada sekeping uang receh seratus rupiah, yang sudah kehitam-hitaman. Uang itu segera dimasukkannya ke kotak amal di sebuah masjid.Bertahun-tahun kemudian, setelah orang kikir itu meninggal dunia dan mengalami proses pembersihan di alam akhirat, ia tiba ke suatu tempat cukup nyaman dibandingkan dengan tempat yang selama ini ditinggalinya.
"Inilah bagian terkecil dari surga yang dijanjikan Allah SWT kepada kaum beriman. Tapi bagimu yang sudah lama bermukim di neraka, jelas merupakan anugerah besar," ujar seorang malaikat pengantar.
"Sungguh benar. Aku akan bahagia tinggal di sini. Namun berapa harga yang telah kubayar di dunia untuk tempat seindah ini?" Si kikir yang baru bebas dari siksa itu tersenyum-senyum.
"Cuma sekeping uang receh yang kau masukkan ke kotak amal." jawab malaikat.
Cermin hati telah berkata, mampukah kita melaksanakan kata-hati kita?
Kalau Allah mampu memusnahkan dengan amat mudah kebun yang siap dipanen, jangan-jangan Allah pun akan memusnahkan sumber penghasilan kita, bila kita berlaku KIKI! Na'udzu billah...
jauhilah sifat KIKIR pada diri saudara semua....luangkan sedikit rejeki yang saudara peroleh kepada yang membutuhkannya.